Jakarta, Kemendikbud ---
Keputusan pemerintah untuk tidak lagi menjadikan ujian nasional (UN)
sebagai penentu kelulusan menjadi angin segar di kalangan siswa. Bagi
mereka, kelulusan dari sebuah proses pembelajaran selama tiga tahun
sepatutnya tidak ditentukan dalam waktu empat hari.
Pendapat tersebut dikemukakan Fajria Aprilia,
siswi kelas XII SMKN 48 Jakarta yang dalam dua bulan ke depan akan
mengikuti UN. Ia mengatakan, akan jadi lebih bermakna jika UN dijadikan
syarat masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan demikian,
siswa memiliki target tertentu dalam melaksanakan ujiannya. Karena usai
melaksanakan UN, setiap siswa akan menerima surat keterangan hasil ujian
nasional (SKHUN) yang berisi data kompetensi di setiap bidang
pelajaran.
“Jadi kami tidak akan kendur semangat belajarnya,
walaupun kelulusan tidak lagi ditentukan lewat UN,” kata Fajria saat
ditemui pada forum diskusi terarah di Kantor Kemendikbud, minggu lalu.
Dengan adanya SKHUN yang berisi data lengkap
tentang kompetensi siswa, Fajria menyebut SKHUN sebagai “kartu sakti”.
SKHUN ini bisa dijadikan pertimbangan oleh perguruan tinggi ataupun
perusahaan, terutama bagi siswa SMK, apabila sedang merekrut pegawai
baru. Itu sebabnya, UN tidak bisa dianggap sekadar permainan. Setiap
detil pelaksanaannya harus dilakukan semaksimal mungkin.
Menghadapi UN yang sudah tidak lama lagi, Fajria
memiliki cara khusus. Siswi yang pernah meraih juara dua lomba Bahasa
Indonesia tingkat nasional ini tidak akan menghabiskan waktunya ketika
berada di rumah dengan belajar. Menurutnya, di rumah adalah waktu untuk
istirahat dan keluarga. Namun demikian, ia tidak akan menyiakan waktunya
selama di sekolah untuk menimba ilmu. “Kalau saya belajar di sekolah
cukup dari pukul 6.30 sampai pukul 4 sore. Walaupun tidak ada guru saya
tetap belajar,” katanya.
Siswi yang berencana melanjutkan pendidikan
tingginya ke Universitas Brawijaya Malang ini memiliki target agar hasil
UN lebih tinggi daripada hasil UN SMPnya. Saat di SMP, nilai UN Fajria
adalah 35,85. Karena jumlah mata pelajaran di UN SMP sama dengan UN SMK
yang akan dijalaninya, maka ia menargetkan dirinya untuk memperoleh
nilai di atas 37. Selain belajar di sekolah, ia juga mengikuti bimbingan
belajar setalah jam sekolah selesai.
Selain belajar, penggemar angka dan hitungan ini
juga melakukan doa bersama dengan teman-teman di sekolahnya. Menurutnya,
doa ini penting sebagai penyeimbang usaha yang telah dilakukannya.
“Menurut saya (berdoa) penting, karena ketika kita mau menggapai suatu
hal kita tidak cuma berusaha tapi juga harus berdoa minta kepada yang
punya semua,” katanya. Selamat menempuh ujian, Fajria. Semoga berhasil!Sumber : kemdiknas
4 komentar
ya harusnya begitu, kyaknya di negara yg pendidikannya lebih maju seperti jepang atau filandia gak ada tu UN. CMIIW
@sergius leski bener banget tu gan, biar gak ada lagi siswa/i yang bunuh diri hanya gara gara enggak lulus UN gan :D
Gannnn Punya G+ gk mau aq follow nh :)
@Kios Buku Digital ada gan
di homepage blog saya trus paling bawah sebelah kanan, dan ada tulisan join this site, klik aja tu gan :)
terima kasih
EmoticonEmoticon