Showing posts with label Kisah Inspiratif. Show all posts
Showing posts with label Kisah Inspiratif. Show all posts

Saturday, 12 November 2016

Kisah Seorang Anak Yang Kurang Mampu Dan Ayah Yang Sopan


Assalamualaikum wr.wb


Image result for MENGENAKAN PAKAIAN KOTOR SERTA MENGHADIRI RAPAT ORANG TUA MURID, 

Selamat malam untuk kita semuanya ^_^
Apa kabar nih teman-teman sekalian??  Tentunya pada baik-baik aja kan?? Ohh ya ane minta maaf nih sebelumnya jarang posting, karena ane ada kesibukan di kampus jadinya jarang posting deh.. hehehe

Berhubung ini malam minggu daripada teman – teman sekalian galau enggak jelas, mikirin mau jalan – jalan kemana, suntuk karena enggak di ajak jalan sama si do’i ; mending sobat sekalian membaca artikel - artikel di blog ane ini dijamin artikel – artikel di blog ane ini bias menyentuh hati sobat dan malam minggu sobat tidak akan bosan deh.. Hehehe
Pada kesempatan kali ini ane akan mempostingkan suatu Cerita/KisahRenungan dari seoran ganak  yang kurang mampu namun seorang murid teladan dan ia pun memiliki seorang ayah yang sangat sopan terhadap gurunya..

Bagaimana kisahanya??? Berikut kisahnya cekidoottt!!

MENGENAKAN PAKAIAN KOTOR SERTA MENGHADIRI RAPAT ORANG TUA MURID,

UCAPAN AYAH INI MEMBUAT PARA ORANG TUA TERHARU


Tepat pukul 7 malam, orangtua murid mulai masuk kedalam ruangan kelas di sekolah. Sebagian orang tua tampak penuh sopan santun, ada pula orangtua yang nampaknya sombong, ada pula yang tampak begitu waspada. Ketika guru mulai tutup pintu serta mulai bicara, pintu yang barusan ditutup terbuka kembali perlahan, seseorang pria paruh baya, tubuhnya kotor penuh dengan debu nampak di balik pintu. Dengan muka yang tersenyum dia mohon maaf lantaran datang terlambat.

Kemunculannya menarik perhatian orangtua murid yang lain. Dia kenakan pakaian kerja yang telah luntur dan penuh bercak cat. Celananya pekat dengan debu, dia menggunakan sepatu boot yang penuh dengan lumpur. Dia terlihat seperti baru pulang dari kerja bangunan.

Guru itu berkata : " Permisi, Ayah siapa? " Pria paruh baya itu berkata : " Saya ayahnya Aminudin " Guru itu tampak kaget, namun selekasnya memohon pria itu di tandatangani buku hadirnya. Bapak dari Aminudin dengan muka yang tertunduk berkata : " Maaf, Pak Guru, saya tidak bisa membaca serta menulis... " Beberapa orangtua murid yang lain terdengar ada yang mulai menertawakan, sang guru itu juga berkata : " Tak apa-apa, saya yang bakal menolong Anda untuk tanda tangan. "

Lalu guru itu mulai menuturkan, maksud diadakannya rapat orangtua murid yaitu agar tiap-tiap orangtua bisa sama-sama sharing pengalaman mengenai bagaimana caranya mendidik anak dan kesannya sepanjang mendidik anak. Ada 2-3 orangtua murid membagikan pengalaman mereka dalam mendidik anak-anak mereka, yakni bagaimanakah mereka mendidik anak mereka dengan ketat, agar mereka ingin menulis pr mereka, menolong anak-anak mereka mencarikan guru les penambahan, dan lain-lain.


Ketika guru itu memohon bapak dari Aminudin untuk bicara, ia mengenalkan, " Aminudin yaitu seseorang murid teladan dengan nilai terbagus di kelas. Pelajaran matematika senantiasa mendapatkan nilai paling baik, ia tak pernah terlambat, senantiasa berlaku baik pada beberapa rekannya. Mari keduanya sama kita dengarkan bagaimanakah bapak dari Aminudin mendidik anaknya. "

Banyak orangtua murid yang lain terlihat kaget. Ayah yg tidak terpelajar tetapi memiliki anak yang hebat. Bapak Aminudin dengan agak sedikit canggung mulai jalan ke depan. Ia sedikit tertunduk, tak demikian berani memandang mata beberapa orangtua murid yang lain. Ini perkataannya :


Saya cuma sukai lihat anak saya kerjakan PR nya. Setiap saat sepulang kerja, tak perduli seberapa capeknya saya, saya pastinya akan duduk di samping dia untuk melihatnya kerjakan PR yang ada. Satu hari, anak saya ajukan pertanyaan pada saya, " Bapak, sehari-hari lihat saya kerjakan PR, apa Bapak tahu apa yang saya lakukan? " Saya berkata " Bapak tak tahu. " Lalu anak saya ajukan pertanyaan : " Bapak, bila Bapak tak tahu bagaimanakah Bapak tahu saya mengerjakannya dengan benar atau tak? "

Saya berkata : " Bila anda mengerjakannya dengan cepat, jadi Bapak tahu kalau masalah ini begitu gampang ; bila anda menyalakan kipas angin, mengambil minum, jadi Bapak tahu kalau masalah itu sulit. "

Saya seseorang buruh bangunan. Satu kali saya mengangkat muka saya serta lihat bangunan tinggi yang saya bangun, saya ajukan pertanyaan pada anak saya, apakah anda ingin tinggal dirumah yang tinggi, yang besar, tempat tinggal yang indah? Mengendarai mobil bagus? Anak saya menganggukkan kepalanya. Saya berkata : " Oleh karenanya anda mesti belajar dengan baik. "

Saya tak sekolah, tidak bisa membaca serta menulis, saya tidak paham bagaimanakah beberapa cara hebat mendidik anak. Saya cuma sukai terlibat percakapan dengan anak saya. Anak saya suka jongkok di samping saya ketika saya bekerja. Saya tak memberi duit jajan pada anak, ia tak bermain internet, juga tak berbelanja beberapa macam. Dia kerap dirumah menolong saya membersihkan baju.

Sesudah usai bicara, dia membungkuk untuk memberi hormat pada sang guru!
Orangtua murid yang lain terpaku tidak bergeming, hati mereka begitu tersentuh oleh perkataannya. Bapak ini walau tidak memiliki pendidikan yang tinggi dan tidak dalam keadaan ekonomi yang cukup, namun ia begitu hormat pada guru. Dia juga senang menemani anaknya. Ini adalah caranya bagaimana dia berhasil dalam mendidik anak


Banyak dari kita terutama para Orang Tua yang menganggap sepele dengan orang tua yang lainnya. Kisah diatas memberikan pelajaran kepada kita bahwa pendidikan yang tinggi tidak menjamin seseorang akan sopan terhadap orang lain. 
Semoga bermanfaat ya ^_^

Wednesday, 10 August 2016

Kisah Mengenai Polisi dan Pemuda



Assalamualaikum wr.wb

Selamat pagi,siang dan malam untuk kita semua


Apa kabar nih teman-teman sekalian, tentu pada baik bukan???


Nah pada kali ini ane akan mengshare cerita yang menurut ane menyentuh untuk kita semua ^_^





Suatu ketika, seorang polisi menghentikan seorang pemuda pengendara sepeda motor yang tidak mengenakan helm dimana bapak itu hanya mengenakan peci berwarna putih sebagai penggantinya. Tanpa pikir panjang, polisi meminta SIM dan STNK si bapak yang langsung ditolak dengan keras si pemuda.

Polisi : (Mengeluarkan buku tilang) Maaf, boleh saya melihat SIM dan STNK anda?

Pemuda : Sebutkan apa kesalahan saya.

Polisi : Anda tidak mengenakan helm.

Pemuda : Saya tidak akan mengenakan helm, itu bukan sesuatu yang wajar di agama saya.

Polisi : (Sedikit bingung) Maksud anda?

Pemuda : Rasulullah saja tidak pakai helm. Jadi jangan minta saya mengenakan sesuatu yang tidak dikenakan oleh beliau.

Polisi : (Menutup bukunya dan tersenyum ramah) Begitu ya pak?! Tapi setahu saya juga, Rasulullah juga tidak mengendarai sepeda motor. Dan pertanyaan saya pun sederhana, andai zaman itu sudah ada motor, apakah Anda yakin Rasulullah tidak akan memakai helm??

Pemuda : (Tersentak dan terdiam seketika)


Polisi : Anda dengan mudahnya mengharamkan yang anda benci, tapi menghalalkan yang Anda sukai seolah-olah Andalah penentunya. Alhamdulillah saya juga punya ilmu agama yang baik, dan saya percaya bahwa Rasulullah lebih menyukai umatnya yang melindungi kesehatannya dan keluarganya.

Pemuda : Apa maksud Bapak? Apakah hanya karena helm berarti saya tak melindungi keluarga saya?

Polisi : Benar. Bahwa jika terjadi hal buruk yang mencelakai kepala anda akibat benturan, apakah keluarga anda tidak akan menerima akibatnya? Bagaimana perasaan takut dan tertekan yang akan mereka rasakan? Siapa yang nanti akan menafkahi mereka?

Pemuda : Allah yang akan menafkahi mereka.

Polisi : Lewat siapa? Bukankah rezeki yang diberikan Allah seringkali lewat orang lain? Dan bukankah rezeki yang mereka terima itu lewat anda? Jika anda cacat, maka aliran rezeki akan lewat orang lain, bisa jadi ‘ayah tiri anak-anak anda’. Dan apakah anda ikhlas dengan itu?

Pemuda : (Sekali lagi terdiam sambil mengeluarkan SIM dan STNK)

Polisi : Ini pesan saya buat anda pak, melindungi diri Anda sama halnya dengan melindungi keluarga Anda. Mungkin ini hanya sebuah helm, tapi bayangkan perasaan nyaman yang dirasakan istri anda saat melihat kepala suaminya terlindungi. Dan jika anda mencintai keluarga anda, maka anda pasti mengurangi resiko yang membahayakan anda. Hari ini saya tak menilang anda, anggaplah nasehat barusan sebagai surat tilang saya untuk Anda. 

 



Nah cerita diatas mengajarkan kepada kita untuk taat kepada peraturan lalu lintas, karena suatu peraturan diciptakan untuk menyelamatkan si pelaksana peraturan tersebut. ^_^