Monday, 17 November 2014

Makalah Tentang Gas Mulia Dan Halogen


BAB I
GAS MULIA

   A. Sejarah gas mulia
      Golongan gas mulia atau golongan VIII A adalah unsure-unsur yang memiliki delapan elektron valensi dengan konfigurasi elektronik terluar ns2 np6.
      Unsur – unsur tersebut adalah Helium (He), Neon (Ne), Argon(Ar), Kripton(Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn).
      Sejarah gas mulia berawal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785. Cavendish menemukan sebagian kecil bagian udara (kuarang dari 1/2000 bagian) sama sekali tidak bereaksi walaupun sudah melibatkan gas-gas atmosfer.
Asal usul nama unsur gas mulia :
1.      Helium à ήλιος (ílios or helios) = Matahari
2.      Neon à νέος (néos) = Baru
3.      Argon à αργός (argós) = Malas
4.      Kripton à κρυπτός (kryptós) = Tersembunyi
5.      Xenon à ξένος (xénos) = Asing
6.      Radon (pengecualian) diambil dari Radium









1.
1.   Argon
Pada tahun 1894, Lord Raleigh dan Sir William Ramsay berhasil memisahkan salah satu unsur gas di atmosfer (yang sekarang di kenal sebagai gas mulia) berdasarkan data spektrum. Lalu ia mencoba mereaksikan zat tersebut tetapi tidak berhasil dan akhirnya zat tersebut diberi nama argon.
2.  Helium (Yunani = helios= matahari)
Janssen menemukan bukti keberadaan helium pada saat gerhana matahari total tahun 1868 ketika dia mendeteksi sebuah garis baru di spektrum sinar matahari. Lockyer dan Frankland menyarankan pemberian nama helium untuk unsur baru tersebut. Pada tahun 1895, Ramsay menemukan helium di mineral cleveite uranium. Pada saat yang bersamaan kimiawan Swedia Cleve dan Langlet menemukan helium di cleveite. Rutherford dan Roys pada tahun 1907 menunjukkan bahwa partikel-partikel alpha tidak lain adalah nukleus helium.
3.  Kripton, Xenon, Neon
Pada  tahun 1898 Ramsay dan Travers memperoleh zat baru yaitu Kripton, Xenon serta Neon. Kripton dan Xenon ditemukan dalam residu yang tersisa setelah udara cair hampir menguap semua. Sementara itu Neon ditemukan dengan cara mencairkan udara dan melakukan pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat.
Krypton ditemukan di Britania pada tahun 1898 oleh Sir William Ramsay dan Morris Travers dalam residunya mengeluarkan hampir semua komponennya adalah udara cair. William Ramsay dihadiahi nobel tahun 1904 dalam ilmu kimia untuk suatu penemuan rangkaian gas mulia, mencakup Krypton.
4.  Radon
Nama radon berasal dari radium. Radon ditemukan pada tahun 1900 oleh Friedrich Ernst Dorn, yang menggelarnya sebagai pancaran radium. Pada tahun 1908, William Ramsay dan Robert Whytlaw Gray, yang menamakannya Niton (dari bahasa latinnitens berarti “yang berkilauan”; simbol Nt), mengisolasinya, menenentukan kepadatannya dan mereka menemukan bahwa Radon adalah gas paling berat pada masa itu (dan sampai sekarang). Semenjak 1923 unsur 87 ini disebut Radon.





2.
 B.  Terdapatnya gas mulia di alam
     Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik. unsur-unsur yang terdapat dalam gas mulia yaitu Helium (He), Neon (Ne), Argon(Ar), Kripton(Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn). Gas-gas ini pun sangat sedikit kandungannya di bumi. Dalam udara kering maka akan ditemukan kandungan gas mulia sebagai berikut :
Helium = 0,00052 %
Neon = 0,00182 %
Argon = 0,934 %
Kripton = 0,00011 %
Xenon = 0,000008
Radon = Radioaktif*
Di antara gas mulia,Argon(Ar) merupakan gas mulia yang paling banyak terdapat di udara dengan karadar 0,93% dari udara akering(bebas udara air).
Tapi di alam semesta kandungan Helium paling banyak diantara gas mulia yang lain karena Helium meupakan bahan bakar dari matahari. Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan sekalipun ditemukan akan cepat berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat radioaktif. Dan karena jumlahnya yang sangat sedikit pula radon disebut juga sebagi gas jarang.










3.
C.  sifat-sifat fisis dari gas mulia
   https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEiFabvruAhP0BpLC7Ec1Rb-rOE1Oj5odLABLnvNmqVp8XKwOWnIq-HK2aaMK75wc6sUbY6M2e9XXZBZgmxNDcTEofp7udM0VSnpvuGVQjfFvIdpjwYKz_lsideyTwUd32XEnIU6xxInvmC4tfgeq5zZSryQ7SKXo_Wmr2sECmI_3QzJlKGm3fYdhizmqA= 
Dari tabel tersebut tampak bahwa terdapat pola kecenderungan perubahan dari Helium ke Radon, antara lain:
1) Wujud gas mulia
Unsur gas mulia terdapat sebagai gas tak berwarna yang monoatomik (molekul yg terdiri dari 1 atom), ini erat kaitannya dengan struktur elektron oktet dan duplet dari gas mulia. Sedangkan wujud gas pada suhu kamar disebabkan titik cair dan titik didih gas mulia yang rendah.
2) Titik cair dan titik didih
Titik cair dan titik didih gas mulia meningkat dengan bertambahnya nomor atom. Hal ini disebabkan semakin bertambahnya gaya dispersi antar atom gas mulia sesuai bertambahnya massa atom relatif (Ar).
3) Kelarutan
Kelarutan gas mulia dalam air bertambah besar dari Helium (He) hingga Radon (Rn).






4.
D. Sifat-sifat kimia dari gas mulia termasuk reaksinya
            D.1 Sifat-Sifat Kimia dari Gas Mulia
            Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi kereaktifan gas mulia akan bertambah dari He ke Rn.
Hal ini disebabkan pertambahan jari-jari atom menyebabkan daya tarik inti terhadap elektron kulit luar berkurang, sehingga semakin mudah ditarik oleh atom lain.
Tetapi gas mulia adalah unsur yang tidak reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang sudah stabil, hal ini didukung kenyataan bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom tunggal atau monoatomik.Tetapi bukan berarti gas mulia tidak dapat bereaksi, hingga sekarang gas mulia periode 3 keatas (Ar, Kr, Xe, Rn) sudah dapat bereaksi dengan unsur  yang sangat elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen.
           D.2.  Reaksi Pada Gas mulia
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3K_2OqBYc3VdgCrBbyhB0ryV1tb3UViqqfmWOjVvK0A888luYXH93p1Rjfb_Ern9Bi0DUp79an9OCLldiwpt41w_twYuSYIEn0SL99E9TTTOid9fWZQdQg2Sy7I1AAPkZvH4r-IqPnLvv/s320/Reaksi+Gas+Mulia.JPG 




5.
E. Cara pembuatan/ekstraksi unsur gas mulia
Gas mulia di alam berada dalam bentuk monoatomik karena bersifat tidak reaktif. Oleh karena itu, ekstraksi gas mulia umumnya menggunakan pemisahan secara fisis. Perkecualian adalah Radon yang diperoleh dari peluruhan unsur radioaktif.
  1. Ekstraksi Helium (He) dari gas alam
Gas alam mengandung hidrokarbon dan zat seperti CO2, uap air, He, dan pengotor lainnya. Untuk mengekstraksi He dari gas alam, digunakan proses pengembunan (liquefaction). Pada tahap awal, CO2 dan uap air terlebih dahulu dipisahkan (Hal ini karena pada proses pengembunan, CO2 dan uap air dapat membentuk padatan yang menyebabkan penyumbatan pipa). Kemudian, gas alam diembunkan pada suhu di bawah suhu pengembunan hidrokarbon tetapi di atas suhu pengembunan He. Dengan demikian, diperoleh produk berupa campuran gas yang mengandung 50% He, N2, dan pengotor lainnya. Selanjutnya, He dimurnikan dengan proses antara lain:
  • Proses kriogenik (kriogenik artinya menghasilkan dingin). Campuran gas diberi tekanan, lalu didinginkan dengan cepat agar N2 mengembun sehingga dapat dipisahkan, sisa campuran dilewatkan melalui arang teraktivasi yang akan menyerap pengotor sehingga diperoleh He yang sangat murni.
  • Proses adsorpsi. Campuran gas dilewatkan melalui bahan penyerap (adsorbent bed) yang secara selektif menyerap pengotor. Proses ini menghasilkan He dengan kemurnian 99,997% atau lebih.  
  1. Ekstraksi He, Ne, Ar, Kr, dan Xe dari udara 
Proses yang digunakan disebut teknologi pemisahan udara. Pada tahap awal, CO2 dan uap air dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian, udara diembunkan dengan pemberian tekanan 200 atm diikuti pendinginan cepat. Sebagian besar udara akan membentuk fase cair dengan kandungan gas yang lebih banyak, yakni 60% gas mulia (Ar, Kr, Xe) dan sisanya 30% dan 10% N2. Sisa udara yang mengandung He dan Ne tidak mengembun karena titik didih kedua gas tersebut sangat rendah. Selanjutnya Ar, Kr, dan Xe dalam udara cair dipisahkan menggunakan proses, antara lain:
  • Proses adsorpsi. Pertama, O2 dan N2 dipisahkan terlebih dahulu menggunakan reaksi kimia. O2 direaksikan dengan Cu panas. Lalu N2 direaksikan dengan Mg. sisa campuran (A, Xe, dan Kr) kemudian akan diadsorpsi oleh arang teraktivasi. Sewaktu arang dipanaskan perlahan, pada kisaran suhu tertentu setiap gas akan terdesorpsi atau keluar dari arang. Air diperoleh pada suhu sekitar -80 , sementara Kr dan Xe pada suhu yang lebih tinggi.
  • Proses distilasi fraksional menggunakan kolom distilasi fraksional bertekanan tinggi. Prinsip pemisahan adalah perbedaan titik didih zat. Karena titik didih N2 paling rendah, maka N2 terlebih dahulu dipisahkan. Selanjutnya, Ar dan O2 dipisahkan. Fraksi berkadar 10% Air ini lalu dilewatkan melalui kolom distilasi terpisah dimana diperoleh Ar dengan kemurinian 98% (Ar dengan kemurnian 99,9995% masih dapat diperoleh dengan proses lebih lanjut). Sisa gas, yakni Xe dan Kr, dipisahkan pada tahapan distilasi selanjutnya.  
6.
F.      Kegunaan gas mulia
1. Helium
           http://diyantizulva.files.wordpress.com/2011/05/helium.jpg?w=640 Helium digunakan sebagai pengisi balon meteorologi maupun kapal balon karena gas ini mempunyai rapatan yang paling rendah setelah hidrogen dan tidak dapat terbakar. Dalam jumlah besar helium digunakan untuk membuat atmosfer inert, untuk berbagai proses yang terganggu oleh udara misalnya pada pengelasan. Campuran 80% helium dengan 20% oksigen digunakan untuk mennggantikan udara untuk pernafasan penyelam dan orang lain yang bekerja di bawah tekanan tinggi.
2.      Neon
http://diyantizulva.files.wordpress.com/2011/05/neon1.jpg?w=640 Neon digunakan untuk membuat lampu-lampu reklame yang memberi warna merah. Neon cair juga digunakan sebagai pendingin untuk menciptakan suhu rendah, juga digunakan untuk membuat indikator tegangan tinggi, penangkal petir dan tabung-tabung televisi.
3. Argon
           http://diyantizulva.files.wordpress.com/2011/05/ar.jpg?w=640 Argon dapat digunakan sebagai pengganti helium untuk menciptakan atmosfer inert. Juga digunakan untuk pengisi lampu pijar karena tidak bereaksi dengan kawat wolfram yang panas sampai putih, tidak seperti nitrogen atau oksigen
7.
4.      Kripton
            Kripton digunakan bersama-sama dengan argon untuk pengisi lampu fluoresensi (lampu tabung). Juga untuk lampu kilat fotografi berkecepatan tinggi. Salah satu spektrumnya digunakan sebagai standar panjang untuk meter.
5.  Xenon
        http://diyantizulva.files.wordpress.com/2011/05/xenon.jpg?w=640    Xenon digunakan dalam pembuatan tabung elektron. Juga digunakan dalam bidang atom dalam ruang gelembung.














8.
BAB II
HALOGEN


A. Pengertian Halogen

Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan VII A pada tabel sistem periodik. Kelompok ini terdiri dari: fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium (I), astatin (At), dan unsur ununseptium (Uus) yang belum ditemukan. Astatin adalah unsur radioaktif dengan waktu hidup (life time) yang sangat singkat dan mudah meluruh menjadi unsur lain. Halogen menandakan unsur-unsur yang menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam. Istilah ini berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani.
Halogen juga merupakan golongan dengan keelektronegatifan tertinggi, jadi ia juga merupakan golongan paling non-logam. Ahli kimia Swedia Baron Jöns Jakob Berzelius mengistilahkan "halogen" yang dibentuk dari kata-kata Yunani ἅλς (hálos), "garam" atau "laut", dan γεν- (genes) dari γίγνομαι (gígnomai), "membentuk" sehingga artinya adalah "unsur yang membentuk garam".

           B. Sifat Periodik Unsur Halogen
Secara umum biasanya unsur halogen dilambangkan dengan huruf X
Rumus kulit terluar dari halogen ini adalah ns2 np5. Halogen memiliki 7e- valensi (elektron pada kulit terluar), sehingga sangat reaktif karena mudah menerima  1e.
Halogen akan membentuk garam jika direaksikan dengan logam. Unsur-unsur halogen secara alamiah berbentuk molekul dwiatom (misalnya Cl2,  F2, Br2, I2 ). Mereka membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya, sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion negatif ini disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.





















9.
            C.   Sifat Fisik Unsur Golongan Halogen
            Tabel Sifat-sifat Fisik Unsur Halogen
Sifat-sifat
Unsur
Fluorin
Klorin
Bromin
Iodin
Astatin
Nomor atom
9
17
35
53
85
Massa atom relative
18,99
35,5
79,90
126,90
(210)
Titik leleh (°C)
-219,62
-100,98
-7,25
113,5
302
Titik didih (°C)
-188,14
-34,6
58,78
184,35
337
Rapatan pada 25°C (Gram/liter)
1,108
1,367
3,119
4,930
¯
Warna
Kuning
Kuning-Hijau
Merah tua
Ungu-hitam

Energi ionisasi (kJ/mol)
1681,0
1251,0
1139,9
1008,4
930
Afinitas elektron (kJ/mol)
328,0
349,0
324,7
295,2
270
Keelektronegatifan
3,98
3,16
2,96
2,66
2,20
Jari-jari ion
1,33
1,81
1,96
2,20
2,27
jari-jari atiom
0,64
0,99
1,14
1,33
1,40
Potensial reduksi standart(Volt)
2,87
1,36
1,07
0,54
-0.2

Sifat-sifat fisik unsur halogen dilihat dari wujud zat, titik didih dan titik leleh, warna dan bau.
1.      Wujud Zat
Wujud fluorin dan klorin pada temperatur kamar adalah gas,bromin berwujud cair dan mudah menguap,dan iodin berwujud padat dan mudah menyublim.
2.      Titik Didih dan Titik Leleh
Titik didih dan titik leleh dari fluorin sampai iodin bertambah besar,karena ikatan antar molekulnya juga makin besar. Kenaikan titik didih dan titik lebur halogen sebanding dengan naiknya nomor atom. 
Hal ini berhubungan dengan banyaknya energi yang harus dipakai untuk mengatasi gaya tarik-menarik antara molekul-molekul zat, contohnya gaya van der waals yang menarik molekul-molekul berdekatan satu sama lain. Dari fluorin sampai iodin ikatan bertambah kuat maka dari fluorin sampai iodin bertambah besar pula titik didih dan titik lelehnya. Jari-jari atom halogen dalam satu golongan makin ke atas makin kecil. Ini berarti makin ke atas ukuran molekul makin kecil, maka gaya tarik-menarik antar-molekul (gaya Van der Waals) akan makin kecil. Perhatikan juga titik didih dan titik lelehnya, makin ke atas makin kecil.
3.      Warna dan Bau
Unsur-unsur halogen dapat dikenali dari bau dan warnanya karena berbau  menyengat dan uapnya sangat berbahaya bagi mata dan tenggorokan. Warna gas fluorin adalah kuning muda,gas klorin berwarna kuning hijau.Cairan bromin berwarna merah coklat,dan zat padat iodin berwarna hitam,sedangkan uap iodin berwarna ungu.
4.      Jari-jari atom dan keelektronegatifan
Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin,demikian juga dengan jari-jari ion negatifnya. Semakin ke bawah kulit elektron semakin banyak sehingga dalam sistem periodik semakin ke bawah maka jari-jari atom tambah besar.         
10.                                                                    
D.    Sifat Kimia Unsur Golongan Halogen

Sifat-sifat kimia unsur halogen dilihat dari kelarutan, daya oksidasi, dan kereaktifan.
http://nurul.kimia.upi.edu/arsipkuliah/web2012/0900746/img2/sifat_halogen.JPG
1.      Kelarutan
Unsur-unsur halogen adalah unsur-unsur yang reaktif, hal ini terbukti keberadaan halogen di alam sebagai senyawa. Kereaktifan halogen dipengaruhi kelektronegatifannya. Semakin besar kelektronegatifan semakin reaktif karena semakin mudah menarik elektron. Selain dipengaruhi keelektronegatifan, kereaktifan halogen juga dipengaruhi oleh energi ikatan halogen. Semakin kecil energi ikatan halogen, semakin mudah diputuskan ikatan tersebut sehingga makin reaktif halogen. Dengan melihat data keelektronegatifan dan energi ikat halogen, dapat disimpulkan kereaktifan halogen dari atas ke bawah semakin berkurang.
2.      Daya Oksidasi
Halogen merupakan oksidator(pengoksidasi kuat).Unsur-unsur halogen mudah mengikat elektron karena itu halogen mudah tereduksi.Dari fluorin sampai iodin sifat oksidatornya makin berkurang
3.      Keraktifan
Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin menyebabkan gaya tarik inti dengan elektron valensi (pada kulit terluar) makin lemah sehingga keelektronegatifan (kemampuan menarik elektron) semakin lemah dan kemampuan membentuk ion negatifnya juga semakin berkurang. Dengan kata lain dari fluorin sampai iodin kereaktifan halogen melemah. Halogen merupakan senyawa yang sangat elektronegatif karena mempunyai 7 elektron valensi (ns2 np5) dan mudah menarik satu elektron menjadi ion negatif agar susunan elektronnya stabil seperti gas mulia (ns2 np6).
4.      Reaksi-reaksi Kimia
a.    Reaksi unsur Halogen dengan unsur Non Logam.
Unsur halogen dapat bereaksi dengan hampir semua unsur non logam. Reaksi antara unsur halogen dengan unsur non logam akan menghasilkan senyawa kovalen. Contohnya hidrogen halida atau dikenal dengan sebutan asam halida.








11.
b.      Reaksi unsur Halogen dengan unsur Logam
Unsur halogen juga dapat bereaksi dengan berbagai jenis unsur logam. Reaksi unsur logam dengan unsur halogen akan menghasilakan garam. Contohnya garam Natrium Clorida (NaCL), magnesium clorida (MgCL), dll
c.       Reaksi unsur Halogen dengan air
Unsur halogen juga dapat bereaksi dengan air. Rumus molekul air adalah H2O. Dari hasil reaksi unsur halogen dan senyawa air akan terbentuk Asam halida dan oksihalogen. Contoh asam halida adalah Asam Fluoride. Jika fluorin dimasukan kedalam air, maka akan berlangsung suatu reksi yang sangat hebat di mana air akan terbakar dalam fluorin sehingga membantuk asam fluorida atau asam halida. Contoh Oksihalogen adalah oksifluorida yang juga merupakan hasil reaksi air dengan unsur halogen fluorin.
d.      Reaksi unsur halogen dengan basa
Jika unsur halogen bereaksi dengan basa maka akan terbentuk senyawa halida yang kemudian akan mengalami reaksi disproporsionasi menjadi senyawa oksihalogen. Contohnya reaksi antara fluorin dengan basa akan membentuk oksigen difluoride dan ion fluorida. Kemudian senyawa oksigen difluorida akan terdisproporionasi menjadi menjadi oksifluorida dan beberapa ion fluorida.
e.    Reaksi unsur halogen dengan hidrokarbon
Reaksi unsur halogen dengan hidrokarbon disebut halogenasi. Melalui reaksi halogenasi, unsur halogen dapat menyusup pada suatu hidrokarbon dan mengantikan salah satu atom hidrogen yang ada disana. Contohnya reaksi halogenasi alkana. Alkana dapat bereaksi dengan gas klor jika terkena sinar atau suhu tinggi. Reaksinya merupakan reaksi eksoterm. Raksi halogenasi alkana terjadi dalam beberapa tahap melalui mekanisme radikal bebas dimana pada salah satu tahapan reaksi dihasilkan alkil klorida.
f.       Reaksi antar sesama unsur halogen
Unsur halogen juga dapat bereaksi dengan unsur halogen lainnya. Seperti yang telah di sebutkan sebelumnya di artikel Pengertian dan definisi unsur halogen, bahwa yang termasuk unsur halogen adalah unsur-unsur yang pada sistem periodik menempati posisi golongan VIIA, yaitu: F, Cl, Br, I, At.  Semua unsur halogen asalnya adalah unsur diatomik, oleh karena itu membutuhkan tambahan satu elektron untuk bisa membentuk konsfigurasi unsur stabil sepeti gas mulia. Reaksi antar halogen merupakan reaksi substitusi dan membentuk senyawa antar halogen itu sendiri. Contohnya: Reaksi antara Iodium dan Clorin akan menghasilkan iodium clorida, dan seterusnya.

E.    REAKSI HALOGEN
Unsur Halogen adalah unsur yang sangat reaktif sehingga halogen ditemukan di alam dalam bentuk senyawanya, yakni:
1.      Bentuk Garam
Garam dapat dibentuk dari:
a.    Halogen + unsur logam garam
Contoh :
Br2 + 2 Na (s)  2 NaBrà (s)
Cl2 + 2 Fe (s)  2 FeClà3(l)
b.    Asam halida + basa Garam Halida + air
Contoh :
àHCl + NaOH  NaCl + H2O
àHBr + NaOH  NaBr + H2O


12.
2.    Bentuk Asam
a.    Asam Halida (HX)
Terbentuk dari halogen yang bereaksi dengan hydrogen membentuk hidrogen halida.
H2 + X2  2 HXà
Contoh :
H2 + Cl2  2à HCl                         
H2 + I2  2 HIà
Fluorin dan klorin bereaksi dengan cepat disertai ledakan, tetapi bromine dan iodine bereaksi dengan lambat. 
Asam halida dalam keadaan gas adalah senyawa kovalen, tetapi dalam air senyawa tersebut akan terdisosiasi
Data sifat hidrogen halida
Asam Halida
% Disosiasi
 HF
Sangat kecil
HCl
0,0014
HBr
0,5
HI
33

Dari data % disosiasi hidrogen halida dapat diketahui urutan keasaman hidrogen halida adalah HF < HCl < HBr < HI.
b.      Asam Oksihalida (HXO) 
     Terbentuk hanya pada halogen yang mempunyai bilangan oksidasi positif yang bereaksi dengan air.
Contoh reaksi oksida halogen dengan air:
Cl2O + H2 2 HClàO
Cl2O3 +H2 2 HClOàO 2
Cl2O5 +H2 2 HClOàO 3
Cl2O7 +H2 2 HClOàO 4
Kekuatan asam oksi bertambah dengan bertambahnya oksigen pada asam tersebut.
HClO < HClO2 < HClO3 < HClO4


3.    Senyawa Antarhalogen
Halogen dengan keelektronegatifan besar + Halogen dengan Keeloktronegatiafan kecil.
Contoh senyawa antar halogen :
Fluor lebih negative dibandingkan dengan Iodium
F- + I+  IFà
3F- + I3+  IFà3
Contoh lain :
IF­5, BrCl, BrCl3, CIF3, CIF, IF7







13.
4.    Oksida halogen
Semua halogen dapat membentuk senyawa oksida. Fluorin dapat membentuk oksida OF2 dan O2F2 yang dikenal sebagai oksigen fluoride. Senyawa O2F2 dibuat dengan mengalirkan gas F2 secara cepat melalui larutan NaOH 2%. Senyawa O2F2 merupakan zat padat kuning jingga yang digunakan sebagai bahan bakar roket.
Oksida klorin lebih banyak jenisnya, yaitu Cl2O, Cl2O3, ClO2, Cl2O4, Cl2O6, dan Cl2O7. Oksida klorin tidak stabil dan cenderung meledak. ClO2 merupakan oksidator sangat kuat dan digunakan untuk pemutih bubur kertas (pulp). ClO2 dibuat sesaat akan digunakan dengan reaksi :
2NaClO3 + SO­2 + H2SO­4  2ClO­à2 + 2NaHSO4
Iodin dapat membentuk I2O5 dengan memanaskan asam iodat pada suhu 2400 C menurut reaksi :
2HIO3            I2O5 + H2O
F.  PEMBUATAN HALOGEN
Halogen dibuat dari senyawa-senyawa yang ada di alam. Caranya ialah dengan mengoksidasi ion-ion halida. Prosesnya sangat beragam jadi yang diungkapkan di sini merupakan contoh dari berbagai proses yang dapat terjadi.
1.      Fluorin (F2)
Elektrolisis KHF2, dalam HF bebas air. Flourin diperoleh melalui proses elektrolisis garam kalium hydrogen flourida (KHF2) dilarutkan dalam HF cair, ditambahkan LiF 3% untuk menurunkan suhu sampai 100oC. Elektrolisis dilaksanakan dalam wajah baja dengan katode baja dan anode karbon. Campuran tersebut tidak boleh mengandung air karena F2 yang terbentukakan oksidasinya.
2.      Klorin
Gas Cl2 dibuat melalui elektrolisis lelehan NaCl, reaksinya :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiACdFzHi5s6mu_m_Wk3AfGa2M9T7H-pjpB6mbCFLR0u6-_vq6ZaQoyLg2aCJQ0WTanlRFk6cQiApANV4IIBhWBM1NdXswrIcWqe5OPb8Nl98llUgnj48bgd2jb2BS9BwAzMv1YV5Unj6e/s1600/pemb-NaCl.png

3.      Bromin
Gas Br2 dibuat dari air laut melalui oksidasi dengan gas Cl2. Secara komersial, pembuatan gas Br2 sebagai berikut:
ü  Air laut dipanaskan kemudian dialirkan ke tanki yang berada di puncak menara.
ü  Uap air panas dan gas Cl2 dialirkan dari bawah menuju tanki. Setelah terjadi reaksi redoks, gas Br2 yang dihasilkan diembunkan hingga terbentuk lapisan yang terpisah. Bromin cair berada di dasar tangki, sedangkan air di atasnya.
ü  Selanj utnya bromin dimurnikan melalui distilasi.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitCOwMo0NgoJiAeojSAECgzfQUqS_zCucZFt8TT-xXs0feKvtPBvOuJyXJ4G8dIxqs-KbvhcLpKP4Yy4zUKLOuSeClg8Q3Sv6Va2d-5ErbDjlLf8IlSTL0PLP741fj4W_s3fruqak9ZN0L/s1600/pemb-Br.png





4.      Iodin
Gas I2 diproduksi dari air laut melalui oksidasi ion iodida denganoksidator gas Cl2. Iodin juga dapat diproduksi dari natrium iodat (suatu pengotor dalam garam (Chili, NaNO3) melalui reduksi ion iodat oleh NaHSO3. Endapan I2 yang didapat, disaring dan dimurnikan.


14.
F.    KEGUNAAN HALOGEN DAN SENYAWANYA
1.      Fluorin
ü Membuat senyawa klorofluoro karbon (CFC), yang dikenal dengan nama Freon. 
ü Membuat Teflon 
ü Memisahkan isotop U-235 dari U-238 melalui proses difusi gas. 

a.         Senyawa Fluorin
ü CFC (Freon) digunakan sebagai cairan pendingin pada mesin pendingin, seperti AC dan kulkas. Freon juga digunakan sebagai propelena aerosol pada bahan-bahan semprot. Penggunaan Freon dapat merusak lapisan ozon. 
ü Teflon (polietrafluoroetilena). Monomernya CF2=CF2, yaitu sejenis plastik yang tahan panas dan anti lengket serta tahan bahan kimia, digunakan untuk melapisi panci atau alat rumah tangga yang tahan panas dan anti lengket. 
ü  Asam fluoride (HF) dapat melarutkan kaca, karena itu dapat digunakan untuk membuat tulisan, lukisan, atau sketsa di atas kaca. 
ü Garam fluoride ditambahkan pada pasta gigi atau air minum untuk mencegah kerusakan gigi. 

2.      Klorin
ü  Untuk klorinasi hidrokarbon sebagai bahan baku industri serta karet sintesis. 
ü  Untuk pembuatan tetrakloro metana (CCl4). 
ü  Untuk pembuatan etil klorida (C2H5Cl) yang digunakan pada pembuatan TEL (tetra etillead) yaitu bahan adaptif pada bensin.
ü  Untuk industri sebagai jenis pestisida.
ü  Sebagai bahan desinfektans dalam air minum dan kolam renang. 
ü  Sebagai pemutih pada industri pulp (bahan baku pembuatan kertas) dan tekstil. 
ü  Gas klorin digunakan sebagai zat oksidator pada pembuatan bromin. 

b.      Senyawa Klorin
ü  Senyawa natrium hipoklorit (NaClO) dapat digunakan sebagai zat pemutih pada pakaian. 
ü  Natrium klorida (NaCl) digunakan sebagai garam dapur, pembuatan klorin dan NaOH, mengawetkan berbagai jenis makanan, dan mencairkan salju di jalan raya daerah beriklim dingin. 
ü  Asam klorida (HCl) digunakan untuk membersihkan logam dari karat pada elektroplanting, menetralkan sifat basa pada berbagai proses, serta bahan baku pembuatan obat-obatan, plastik, dan zat warna. 
ü  Kapur klor (CaOCl2) dan kaporit (Ca(OCl2)) digunakan sebagai bahan pengelantang atau pemutih pada kain
ü  Polivinil klorida (PVC) untuk membuat paralon.
ü  Dikloro difenil trikloroetana (DDT) untuk insektisida.
ü  Kloroform (CHCl3) untuk obat bius dan pelarut.
ü  Karbon tetraklorida (CCl4) untuk pelarut organik. 
ü  KCl untuk pembuatan pupuk. 
ü  KClO3 untuk bahan pembuatan korek api 





15.

3.      Bromin
ü Untuk membuat etil bromida (C2H4Br2).
ü Untuk pembuatan AgBr. 
ü Untuk pembuatan senyawa organik misalnya zat warna, obat-obatan dan pestisida 

c.       Senyawa Bromin
ü  Etil bromida (C2H4Br2) suatu zat aditif yang dicampurkan kedalam bensin bertimbal (TEL) untuk mengikat tibal, sehingga tidak melekat pada silinder atau piston. Timbal tersebut akan membentuk PbBr2 yang mudah menguap dan keluar bersama-sama dengan gas buangan dan akan mencemarkan udara. 
ü  AgBr merupakan bahan yang sensitif terhadap cahaya dan digunakan dalam film fotografi.
ü  Natrium bromide (NaBr) sebagai obat penenang saraf. 


4.      Iodin
ü  Iodin Banyak digunakan untuk obat luka (larutan iodin dalam alkohol yang dikenal dengan iodium tingtur)
ü  Sebagai bahan untuk membuat perak iodida (AgI) 
ü  Untuk menguji adanya amilum dalam tepung tapioka. 

d.      Senyawa Iodin
ü  KI digunakan sebagai obat anti jamur. 
ü  Iodoform (CHI3) digunakan sebagai zat antiseptik 
ü  AgI digunakan bersama-sama dengan AgBr dalam film fotografi 
ü  NaI dan NaIO3 atau KIO3 dicampur dengan NaCl untuk mencegah penyakit gondok. Kekurangan iodium pada wanita hamil akan mempengaruhi tingkat kecerdasan pada bayi yang dikandungnya.

jika ingin mengunduh dokumentnya silahkan klik disini


13 komentar

gambarnya koq gak nampak gan :(

Golongan gas mulia atau golongan VIII A adalah unsure-unsur yang memiliki delapan elektron valensi.

Sejarah gas mulia berawal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785
please visit link Tel-U

Sejarah gas mulia berawal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785visit Tel-U

nice content, thanks for sharing


EmoticonEmoticon