Menurut Hujjatul Islam, Abu Hamid, Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, puasa memiliki tingkatan-tingkatan. Antara lain:
A. Puasa Orang Umum
Puasa ini dilakukan dengan jalan menahan lapar, haus serta hubungan seksual. Bagi orang yang sampai pada taraf puasa ini, menurut hemat saya perlu diingat petuah Rasulullah saw. bahwa : "Adakalanya orang puasa itu tidak mendapat pahala apa-apa dari puasanya kecuali haus." (HR. Nasai)
B. Puasa Orang Khusus
Selain menahan lapar, haus dan bersetubuh maka puasa orang khusus ditambah dengan menahan mata, telinga, lidah, tangan, kaki dan anggota badan lainnya mulai ujung rambut ke ujung kaki dari berbagai macam kedosaan. "Puasa itu bukan sekedar menahan makan minum, tetapi puasa yang sungguh-sungguh itu menahan diri dari perkataan-perkataan kotor dan caci maki." (HR. Muslim)
Bahkan Allah sendiri tidak memerlukan puasanya orang² yang tidak sanggup mengekang lidahnya dari perkataan² bohong dan kepalsuan. Meskipun ia kuat menahan lapar dan haus. "Barang siapa yang tidak sanggup mengendalikan lisannya dari memperkatakan kebohongan, kepalsuan, bahkan dengan kepalsuan itu juga ia bertingkah laku, maka Allah tidak memerlukan puasanya, walaupun ia sudah membuktikan meninggalkan makan dan minum." (HR. Bukhari)
C. Puasa Orang Khususnya Khusus
Puasa ini, selain memenuhi syarat puasa orang umum dan puasa orang khusus, juga hatinya berpuasa, yaitu menahan diri dari berbagai perhatian yang rendah, pemikiran seputar keduniawian. Ringkasnya menahan diri dari segala sesuatu yang selain Allah secara menyeluruh.
Dalam sebuah hadits Nabi saw. bersabda: "Ingatlah bahwa dalam tubuh manusia terdapat segumpal darah, apabila ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya, dan apabila ia rusak maka rusak pula seluruh tubuh. Ingatlah, segumpal darah itu ialah hati."
Sedang Allah SWT. berfirman: "Dan barang siapa beriman kepada Allah. Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS.64:11)
Berbicara masalah puasa ini, teringatlah kita pada wejangan Ahmad bin Athaillah dalam Kitab Al-Hikam, "Kosongkan hatimu dari masalah keduniawian, maka Allah akan memenuhinya dengan ma'rifat dan rahasia² ke-Tuhanan. Jangan kau anggap lambat datangnya berbagai macam karunia dari Allah, tapi anggaplah dirimu begitu lambat menghadap Allah...
Sumber : klik
A. Puasa Orang Umum
Puasa ini dilakukan dengan jalan menahan lapar, haus serta hubungan seksual. Bagi orang yang sampai pada taraf puasa ini, menurut hemat saya perlu diingat petuah Rasulullah saw. bahwa : "Adakalanya orang puasa itu tidak mendapat pahala apa-apa dari puasanya kecuali haus." (HR. Nasai)
B. Puasa Orang Khusus
Selain menahan lapar, haus dan bersetubuh maka puasa orang khusus ditambah dengan menahan mata, telinga, lidah, tangan, kaki dan anggota badan lainnya mulai ujung rambut ke ujung kaki dari berbagai macam kedosaan. "Puasa itu bukan sekedar menahan makan minum, tetapi puasa yang sungguh-sungguh itu menahan diri dari perkataan-perkataan kotor dan caci maki." (HR. Muslim)
Bahkan Allah sendiri tidak memerlukan puasanya orang² yang tidak sanggup mengekang lidahnya dari perkataan² bohong dan kepalsuan. Meskipun ia kuat menahan lapar dan haus. "Barang siapa yang tidak sanggup mengendalikan lisannya dari memperkatakan kebohongan, kepalsuan, bahkan dengan kepalsuan itu juga ia bertingkah laku, maka Allah tidak memerlukan puasanya, walaupun ia sudah membuktikan meninggalkan makan dan minum." (HR. Bukhari)
C. Puasa Orang Khususnya Khusus
Puasa ini, selain memenuhi syarat puasa orang umum dan puasa orang khusus, juga hatinya berpuasa, yaitu menahan diri dari berbagai perhatian yang rendah, pemikiran seputar keduniawian. Ringkasnya menahan diri dari segala sesuatu yang selain Allah secara menyeluruh.
Dalam sebuah hadits Nabi saw. bersabda: "Ingatlah bahwa dalam tubuh manusia terdapat segumpal darah, apabila ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya, dan apabila ia rusak maka rusak pula seluruh tubuh. Ingatlah, segumpal darah itu ialah hati."
Sedang Allah SWT. berfirman: "Dan barang siapa beriman kepada Allah. Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS.64:11)
Berbicara masalah puasa ini, teringatlah kita pada wejangan Ahmad bin Athaillah dalam Kitab Al-Hikam, "Kosongkan hatimu dari masalah keduniawian, maka Allah akan memenuhinya dengan ma'rifat dan rahasia² ke-Tuhanan. Jangan kau anggap lambat datangnya berbagai macam karunia dari Allah, tapi anggaplah dirimu begitu lambat menghadap Allah...
Sumber : klik
EmoticonEmoticon